Senin, 12 April 2010

The Importance of an Integrative Approach to Strategic Management Research

The Importance of an Integrative Approach to Strategic Management Research

by:

David B. Jemison

Stanford University



Direview Oleh:

Ruddy Tri Santoso

NIM: T4209012

Program Doktor Ilmu Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

2010

A. Pendahuluan

§ Strategic management merupakan ilmu pengetahuan dengan pendekatan variasi dalam risetnya, beberapa paradigma, analisis, sebab akibat yang mendasari asumsi, dan riset dasar/ bias yang terjadi.

§ Riset dalam strategic management mengemukakan nilai-nilai dasar dari masalah general manager dari beberapa perspektif untuk mengatasi kesenjangan dalam pertumbuhan strategisnya.

§ Kompleksitas riset strategic management menurut Schendel dan Hofer (1979) merupakan paradigma awal yang difokuskan dalam organisasi untuk pengembangan dan penggunaan strategi dalam kompetensi organisasi dengan kesempatan dan konstrain lingkungannya.

§ Tujuan artikel penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan riset strategic management dengan tiga artikel lain pendukungnya (Porter, 1981; Biggadine, 1981; Jemison, 1981).

§ Ketiga artikel pendukung tersebut mengemukakan konstribusi spesifik riset management dari organisasi industri (IO), pemasaran/ marketing (M) dan administrative behavior (AB). Dimana banyak terjadi perbedaan dalam paradigma dan pendekatan risetnya.

1. Perbandingan Paradigma

o Perspektif individual yang ditawarkan oleh organisasi industri, marketing dan administrative behavior amat berbeda dengan teori tradisional.

o Terdapat potensi untuk melakukan cross-fertilization dalam membangun teori dan aplikasi riset dalam manajemen strategi.

o Ketiga paradigma tersebut dapat dibandingkan dengan dasar empat karakteristik sebagai berikut:

a. Tipe masalah yang dituju,

b. Metode riset yang dominant dipergunakan,

c. Dominansi penyebab akibat masalah,

d. Kegunaan relatif dalam formulasi strategi dan implementasi pada perusahaan, bisnis dan level fungsional.

o Perbandingannya digambarkan dalam Tabel 1 berikut:



1. Type-Type Masalah: Isi atau Proses

o Perbedaan kunci dari tiga paradigma tipe masalah masing-masing harus dicermati. Hal tersebut harus dikaji antara ‘apa yang harus dilakukan?’ (isi dari strategi perusahaan) dan ‘bagaimana mencapainya?’ (proses dari formulasi strategi dan implementasinya).

o Peneliti IO dan M mencermati isu isi/content, sedangkan peneliti AB konsentrasi pada isu proses. Dikotomi tentang isi dan proses merupakan dominan isu managerial; disamping isu ekonomi dan sosiopolitikal (Jemison dan Enz, 1980).

o Isu ekonomi merupakan isi dari strategi, ketika manager melakukan deal dengan isu ekonomi, mereka concern dengan identifikasi co-alignment antara kondisi lingkungan prevailing dengan kompetensi perusahaan; hal tersebut berkaitan dengan strategi perusahaan.

o Kontrasnya, para peneliti melakukan deal dengan isu sosiopolitik untuk mengerti proses organisasi dan sistem sosial deal dengan keputusan pada isu ekonomi; ability-nya berkaitan dengan faktor-faktor kekuatan struktur intra-organisasi, managerial-beliefs dan momentum birokrasi yang penting dikembangkan dalam proses perusahaan deal dengan problem-problem ekonomi.

o Manager tidak bisa melakukan sortir keputusannya kedalam paket ‘content’ dan ‘process’ atau ‘economic and sociopolitical’. Kompleksitas pengambilan keputusan membutuhkan pertimbangan dari manager untuk mempertimbangkan isu sosiopolitik termasuk isu ekonomi dan sebaliknya.

o Yang disesalkan bahwa dalam riset ini adalah outputnya tidak mengijinkan untuk memperbolehkan pengertian interaksi antar masalah yang diketemukan dalam isi strategi dan masalah yang diketemukan dalam proses formulasi dan implementasi strategi.

o Konstribusi dari IO dan M berkorelasi dengan isu content, seperti yang dikemukakan oleh Porter (1980) dalam teori bagaimana industri dengan konstrain-konstrain operasional mempengaruhi pemilihan strategi potensial perusahaan. Juga merupakan instrumen dalam mengembangkan pengertian tentang grup strategi (Hatten dan Schendel, 1976; Hunt, 1972) serta entry dan exit barriers (Harrigan, 1980; Porter, 1979).

o Riset marketing mempunyai pendekatan strategi isu content yang berbeda. Fokusnya adalah dimana perusahaan dapat sukses berkompetisi dengan memilih arena kompetisi yang general. Konstribusi peneliti marketing langsung kepada seleksi dari portfolio kombinasi product-market dan relatif penempatannya pada masing-masing komponen portfolio (BCG, 1968; Schoeffler, Buzzel dan Heavy, 1974).

o Administrative behavior primernya adalah dalam proses dimana strategi dikembangkan dan diimplementasikan. Dua kategori dalam proses riset diungkapkan dalam literatur AB yaitu organisasi action didalam konteks lingkungan dan managerial action didalam konteks lingkungan organisasi.

o Literatur-literatur seperti Aldrich (1979); Emerson (1962), Kast dan Rosenzweig (1974); Pfeffer dan Salancik (1978); Summer (1980) berkonstribusi pada konteks lingkungan sedangkan literatur-literatur Mintzberg, Raisinghani dan Theoret (1978).

B. Metodologi Penelitian

§ Integrasi efektivitas dari penemuan terhadap proses dan isi riset terdiri dari banyak faktor yang saling berhubungan.

§ Kesenjangan integrasi adalah symptom dari masalah-masalah didalam penelitian sejenis dari paradigma berbeda.

§ Interaksi dari pertanyaan riset, unit analisis, asal data dan pelatihan perisi serta keterbatasan literatur merupakan penemuan yang harus diamati. Sebagai contoh: unit analisis untuk riset 10 (industri dan perusahaan) adalah perbedaan fundamental dari penggunaan didalam M (product market combination) dan AB (sub unit organisasi).

§ Tipe data dari masing-masing unit analisis harus secara tegas digeneralisasi dan dibandingkan. Riset 10 adalah tujuan, pengolahan data sebenarnya dari asalnya.

§ Kontras dengan riset AB yang menggunakan persepsi subyek yang diinterpretasikan oleh periset.

§ Data-data tersebut berbeda asalnya tergantung dari metode riset yang dibandingkan secara lintas disiplin cross sectional karena ketersediaan data tersebut.

§ Sangat sulit bagi keuangan, sustain dan motivasi organisasi melalui partisipasi studi longitudinal, terutama pada level top management.

§ Isi penelitian sebaiknya secara cross sectional karena penting dalam pendekatan longitudinal dengan data yang ada di publik dan biasanya hanya sedikit orang involve dalam hal tersebut.

§ Faktor lain adalah adalah integrasi penelitian yang biasanya peneliti hanya fokus pada satu disiplin dan gabungan metode riset. Terdapat banyak insentif jika disertai dengan banyak disiplin yang mensyaratkan bahan-bahan/ materi dari disiplin ilmu dimaksud.

1. Inference Pattern Regarding Causality

o IO, M dan AB mempunyai asumsi berbeda dengan banyak variabel dalam penelitian. IO merupakan struktur substansial yang mempengaruhi opportunities untuk kesuksesan individu perusahaan (Bain, 1956, 1968; Caves, 1980). Pandangan tersebut dimodifikasi dengan mengidentifikasi grup-grup strategis diantara industri (Hatten dan Schendel, 1976; Hunt, 1972) dan mobilitas hambatan (Caves dan Porter, 1977), kendala-kendala extra-organizational masih merupakan determinan dari kesuksesan perusahaan.

o Marketing mengelola spesifik produk dari perusahaan untuk kebutuhan pasar tertentu (product-market combinations) yang merupakan determinan bagi kesuksesan perusahaan jangka panjang. Riset marketing mengembangkan 4 kunci konsep yang menuntun dalam bagaimana memilih diantara product-market opportunities ditahapan yang berbeda dari evolusi pasar; segmentasi pasar (Smith, 1956); SBU (BGG, 1968); Matrix portfolio-produk (Schoeffler et al.,1974) dan product life cycle.

o Periset AB fokus pada struktur organisasi dan proses untuk formulasi kesuksesan strategi dan implementasinya. Beberapa penulis tentang AB menyatakan formulasi strategi secara rasional dengan proses komprehensif yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan oleh manager dengan dasar pertimbangan yang komplit terhadap isu-isu terkait (Andrews, 1971; Ansoff, 1965; Learned, Christensen, Andrews dan Guth, 1965; Uyterhoeven, Ackerman dan Rosenblum, 1977)

o Sehingga penulisannya lebih kearah normatif daripada deskriptif, substansi riset menemukan dan mengembangkan proses formulasi strategi dan implementasinya secara rasional dan komprehensif (Ailison, 1971; Lindblom, 1959; Quinn, 1977; Simon, 1946).

o Kenyataannya riset tersebut merupakan potret dari GM untuk mencoba mengendalikan organisasi mereka dengan arah tujuan-tujuan yang dapat dinegosiasi dan disetujui oleh banyak koalisasi yang membentuk organisasi.

o Riset tentang AB juga merupakan pandangan yang dilakukan oleh para manager dalam struktur organisasi dan proses gabungan untuk penyesuaian dengan kondisi lingkungan (Kast dan Rosenzweig, 1974; Lawrence dan Lorsch, 1969). Teori kontijensi ini berbeda pendapat dengan penulis resource base dan sekolah populasi ekologi yang berargumen bahwa organisasi dikontrol oleh lingkungannya (Aldrich, 1979; Pfeffer dan Salancik, 1978).

o Pandangan determinasi tersebut adalah merupakan tantangan satu sama lain, seperti Child (1972) yang menyatakan diskresi managerial dalam konsep pemilihan strategi. Hal tersebut menjelaskan bahwa survival perusahaan merupakan wujud teori kontijensi atau penerobosan hambatan akibat lingkungan yang suprematis.

2. Usefulness in Strategy Formulation

o Apabila salah satu mengadopsi dari 3 level strategi (perusahaan, bisnis dan fungsional) seperti yang disampaikan oleh Hofer dan Schendel (1978), perbandingan informasi dari penggunaan masing-masing paradigma tersebut dapat dibuat.

o Formulasi strategi perusahaan (yaitu keputusan bisnis yang dilakukan) melalui pendekatan IO adalah berguna karena membolehkan pencetus strategi mengerti akan kendala-kendala industri. Isu kunci pada level strategi bisnis adalah determinan jalan paling baik untuk berkompetisi didalam ranah strategi perusahaan.

o Riset menemukan dari pemasaran terlihat semua terpakai, sebagai contoh: pengetahuan dari metode efektif dapat membantu lebih besar pada masing-masing konstribusi pemasaran sebagai analisis product portfolio dan segmentasi pasar.

o Pada level strategi fungsional, manager concern dengan isu efisien daripada efektif (seperti missal maksinisasasi penggunaan sumber daya). Paradigma ini menawarkan konstribusi antara M dan AB. Pemasaran berhubungan dengan penelitian tentang pengertian kombinasi product-market yang menawarkan potensi paling besar untuk sinergi dan efisiensi fungsional. Riset AB membantu GM untuk apresiasi alternatif struktur dan proses yang boleh jadi merupakan kendala-kendala spesifik dalam alternatif strategi pada level fungsional.

o Konstribusi AB ke formulasi strategi dipergunakan pada ketiga level strategi. Pengertian tentang proses meliputi alternatif struktur untuk opsi banyak strategi yang penting dipakai oleh manager untuk mengambil keputusan tentang perusahaan, bisnis atau strategi fungsional.

3. Usefullness in Strategy Implementation

o Dalam formulasi strategi IO dan M lebih penting karena menyangkut strategy content.

o Sehingga AB merupakan pendekatan dalam paradigma formulasi implementasi strategi.

o Formulasi adalah lebih kepada orientasi output (content) menyangkut keputusan segmen product-market yang diambil atau dilayani, sedangkan implementasi mensyaratkan pengertian dan pengembang sistem operasional strategis yang mengemukakan bagaimana individual dan sub unit organisasi akan beroperasi serta berinteraksi sebagai perusahaan yang melayani di pasar yang dipilih.

C. Opportunities for Research Cross Fertilization

§ Dua kondisi harus dipertemukan apabila terdapat hambatan-hambatan antara IO, M dan AB yang rendah dan riset Cross fertilization dalam strategic management harus dilakukan antar disiplin dan dieksplore linkage-nya.

§ Perbandingan dari ketiga paradigma dieksplore dan dikembangkan untuk menemukan bidang-bidang yang saling terkait.

§ Ketiga riset potensial tersebut harus diidentifikasi sebagai berikut:

a. Apa hubungan evaluasi dari industri, markets dan organisasi?

b. Apa langkah dalam memilih riset strategic management dengan proses dan content yang lebih terintegrasi?

c. Bagaimana strategi perusahaan mempengaruhi abilitas perusahaan untuk dapat mengerti dan mengelola hubungan penting antar organisasi.

1. Evolution

o Hubungan tekanan dalam evolusi industri, market dan organisasi merupakan link untuk memulai hubungan dari cross-disciplinary riset strategic managemen.

o Insentive untuk integrasi dari masing-masing adalah relatif mudah untuk mentransfer konsep evolusi dari industri ke market dalam konteks organisasi.

o Pertanyaan sentral dalam riset tentang evolusi adalah bagaimana besarnya pengaruh organisasi yang dikelola oleh eksekutif vs action manager dengan kendala tekanan lingkungan yang dapat dikontrol.

o Hal tersebut lebih banyak kearah pertanyaan metafisik, tetapi dalam sekolah-sekolah bisnis para manager dilatih kedepannya untuk mengembangkan konsep, strategi inovatif dalam ’manage’ evolusi perusahaan.

o Keputusan yang diambil harus mencerminkan isu banyak orang, hal ini dikemukakan oleh Pfeffer dan Salancik (1978) dan Aldrich (1979) karena jika tidak, akan merupakan ’misdirected’.

o Studi cross disciplinay dari konsep evolusi membantu tujuan manager untuk berkonstribusi efektif. Sebagai contoh riset strategic management dapat mengidentifikasi tahapan dalam evolusi industri, market dan organisasi dan studi mendatang untuk membuat keputusan kunci pada masing-masing tahapan.

o Pengertian tentang diskripsi initial dapat untuk eksplorasi hubungan alokasi sumber daya guna take action pada setiap tahapan dan efektivitas penggunaan sumber daya.

2. Content and Process Integration

o Area potensial untuk integrasi tetapi juga sangat sulit adalah content (tujuan) dan proses riset. Peneliti mengeksplorasi isu content dan proses sebagai elemen studi dalam konsep yang sama tetapi berbeda jalannya. Tantangan fundamentalnya adalah menemukan common link yang elusive dan tergantung dalam bagaimana strategi dikonseptualkan.

o Pertanyaan penting yang dibawa dalam tiga artikel berikut adalah bagaimana strategi adalah konsep seragam dari organisasi yang kompeten dengan lingkungan (Andrews, 1971; Learned et al., 1965) atau dimana serial faktor interaktif seperti yang disarankan Ansolf (1965); Hofer dan Schendel (1978); Miles dan Snow (1978) dan Mintzberg (1978).

o Apabila riset dari content dan proses adalah menyeluruh, strategi harus serial dari faktor interaktifnya. Definisi strategi berubah dari isu definisi ke pengertian lebih baik tentang concept (Kuhn, 1970).

o Peneliti didalam IO, M dan AB membuat pentingnya bentuk dalam pengertian isu content dan proses didalam bidang yang respective. Kedua hal tersebut yaitu content dan proses merupakan variabel dalam outcome. Rumelt memfokuskan dalam content dan menggunakan variabel proses sebagai mediator.

o Kebanyakan periset dalam strategic management setuju bahwa content dari strategi adalah dampak proses dimana strategi dikembangkan dan diimplementasi.

3. Interorganizational Analysis.

o Analisis interorganisasi adalah area yang lebih menjanjikan untuk crossfertilization dari penemuan risit, IO, M dan AB yang diarahkan untuk GM dalam deal dengan Linkages organisasi.

o Tantangan untuk strategic management yang diaplikasikan dengan konsep studi yang masing-masing ber-linkage secara menyeluruh.

o Sebagai contoh, antara peneliti IO dan AB concern dengan aspek perbedaan dari lingkungan perusahaan. Secara bersama-sama, pendekatannya lebih kea rah ekspansi dan pengembangan dari koalisi literatur. Peneliti tidak dapat mengaplikasikan pengertian IO dari kondisi rival industri dan pengertian AB dari proses untuk mengembangkan prediksi teoritis dari bagaimana koalisasi literatur dikembangkan diantara variasi tekanan didalam industri.

o Hal tersebut sudah dilakukan oleh Hah dan Lidquist (1975) dan Mazzolini (1979)

D. Kesimpulan

§ Pertimbangan historis dan praktis dari integrasi riset dan opportunities untuk riset cross fertilization merupakan tiga rekomendasi didalam langkah-langkah dimana peneliti dapat lebih mengembangkan mid-range theory, secara aktif mencari riset dengan background komplemen dan membawa pelatihan bagi kandidat doktor dalam kebijakan bisnis.

§ Langkah pertama dalam framework teori dimana peneliti dengan berbagai disiplin dapat merangkum reposisi dan hipotesis. Pengembangan framework teori dimulai dengan mid-range theory dengan pengetahuan yang ada didasarkan dengan disiplin ilmu yang berkonstribusi ke strategic management. Setelah itu, mid range theory dapat dipergunakan sebagai konsep untuk membangun blok tersebut menyeluruh, testing hipotesis riset dapat didasarkan.

§ Konstribusi pengembangan mid-range theory didalam strategic management dilakukan oleh Paine (1979) dan White dan Hamermesh (1981). Kerangka Paine didalam teori kontinjensi integratif dari strategic management didasarkan dari keterbatasan teori kontinjensi dari literatur AB.

§ White dan Hamermesh membangun teori mid range dari kinerja unit bisnis yang didasarkan pada pekerjaan sebelumnya didalam IO economics, teori organisasi dan kebijakan bisnis. Teori Mid range didalam strategic management akan dipergunakan untuk implementasi penelitian sesudahnya melalui grup riset multi disiplin.

§ Riset harus dilakukan dengan disiplin yang berbeda untuk melakukan analisis framework, isu kebijakan dan metode yang diterapkan dari disiplin lain. Kunci sukses tersebut menarik bagi peneliti untuk melakukan stimulasi tetapi dengan pendekatan dan background personal yang berbeda dari berbagai perspektif permasalahan.

§ Potensial sinergi dalam pendekatan ini terlihat merupakan hasil yang kurang menguntungkan dalam jangka menengah.

§ Tahapan akhir adalah eksaminasi langkah bagi kandidat doktor untuk pelatihan dengan program spesialisasi didalam strategic management dan harapan karier didalam riset dengan perspektif yang dimungkinkan dengan teori-teori ekonomi, ilmu politik, pemasaran dan riset cross-disiplin dalam program riset yang akan dilakukan.

§ Tantangan dalam riset strategic management merupakan sebuah konsep dengan pendekatan multidisiplin yang merefleksikan kekayaan dan kompleksitas strategic management yang terintegrasi dan pengertian tentang phenomena yang dapat dimengerti apabila dikaji dengan sungguh-sungguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar