Selasa, 15 Juni 2010

Environments as Moderators of The Relationship Between Strategy and Performance

Environments as Moderators of The Relationship Between Strategy and Performance

by:

John E. Prescott




Oleh:

Ruddy Tri Santoso

NIM: T4209012

Program Doktor Ilmu Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

2010

A. Pendahuluan

- Lingkungan merupakan variabel kontingensi kunci untuk hubungan antara strategi dan kinerja.

- Antara lingkungan bisnis dan strategi dihipotesiskan dan diuji empiris berdampak signifikan dalam kinerja (Porter,1980).

- Apabila lingkungan independen berpengaruh ke kinerja, maka hubungan kontingensi tidak eksis.

- Apabila lingkungan berubah berhubungan kuat antara strategi dan kinerja, aturan teori kontingensi akan diidentifikasi berarti ke sub environment dan berdeterminan relatif kuat dari dampak sub environment dalam hubungan antara strategi dan kinerja.

- Apabila di lain pihak, lingkungan berubah bentuk dari hubungan antara strategi dan kinerja, aturan teori kontingensi akan diidentifikasi sebagai interaksi kunci dan establish link-nya ke kinerja.

B. Theori dan Riset Sebelumnya

- Konsep environment sebagai konstruk kunci untuk mengerti organizational behavior dan kinerja merupakan dasar dari artikel ini (Hofer dan Schendel, 1978).

- Atas dasar pernyataan tersebut direview 80 jurnal untuk mengidentifikasi lima pendekatan dalam model environment yaitu:

a. The industry structure model (Porter, 1980)

b. The cognitive structure model (Weick, 1979)

c. The organizational field model (Dill, 1958)

d. The ecological and resource dependency model (Adrich, 1979)

e. The era model (Naisbitt, 1982)

- Basic model untuk organisasi industri ekonomi adalah structure-conduct-perform paradigm, yang tergantung pada kebijakan harga, R dan D, dan kebijakan investasi. Sebagai lawannya tergantung pada struktur industri, termasuk hambatan dalam level of concentration dan pengaruh dari diferensiasi produk (Scherer, 1980).

- Porter (1980) mengembangkan komprehensif treatment pengaruh industri dalam strategi perusahaan dan level kinerjanya. Penemuan ini mengemukakan antara perceived dan objective environment dari industry moderate hubungan antara strategi bisnis dan kinerjanya.

- Moderating effects dari environment terdiri dari:

a. Interaksi variabel di model additive, dan

b. Parameter estimasi dari model additive untuk subgroup dari total sample (Arnold, 1982).

- Analisis menggunakan kondisi interaksi menguji kekuatan hubungan. Hasilnya mengindikasikan bahwa perubahan lingkungan mempunyai sedikit hubungan ke kinerja, sehingga pengambilan keputusan strategis concern pada perubahan financial dan efisiensi produksi berhubungan signifikan ke kinerja secara statistik.

- Penelitian menemukan bahwa penggunaan analisis regresi moderasi untuk menguji hubungan antara environment, strategi dan kinerja (Hitt et al.,1982).

- Penelitian tersebut menguji secara terpisah efek moderasi dari dua variabel, grand/corporate strategy dan tipe industri dalam kepentingan strategi area fungsional dan kinerja perusahaan. Hasilnya mengindikasikan antara grand strategy dan tipe industri adalah terpisah, efek moderasi signifikan dalam hubungan antara area fungsional dan kinerja.

- Pendekatan berikutnya untuk menguji efek moderasi dari environment kedalam hubungan antara strategi dan kinerja melalui subgrup analysis.

- Asumsi di bawah subgrup analysis adalah kondisi interaksi dari regresi moderasi adalah tidak signifikan dan salah didalam fungsi variabel moderasinya (Sharma et al.,1981).

- Penelitian ini secara general berisi penggunaan subgrup sebagai efficacy prediksi dari persamaan regresi dann kekuatan dari variabel strategy melalui subgrup.

- Dengan demikian studi tentang analisis regresi moderasi untuk menguji dampak environment dari hubungan antara strategi dan kinerja.

C. Typologi of Specification Variables

- Sharma et al. (1981) mengembangkan tipologi spesifikasi variabel dalam bentuk atau kekuatan, atau keduanya, dari hubungan antara predictor dan criteria.

- Figure 1 menunjukkan tipologi yang mempunyai dua dimensi tersebut.



- Cell 1 merepresentasikan kemungkinan-kemungkinan dari 3 cells yang merepresentasikan perbedaan tipe dari variabel moderator.

- Cell 2 merepresentasikan variabel yang tidak signifikan berhubungan dengan kriteria dan variabel predictor dan tidak berinteraksi dengan predictor.

- Tipe variabel moderator, merefer sebagai homologizer, pengaruh kekuatan dari hubungan antara variabel predictor dan criterion melalui homogeneous subgrup (Arnold, 1982).

- Variabel model di cells 3 dan 4 mempengaruhi bentuk dari hubungan antara variabel predictor dan criterion variabel moderator mempengaruhi bentuk hubungan yang berimplikasi signifikan dengan interaksi antara variabel moderator dan predictor. Variabel moderator di cell 3 adalah berhubungan signifikan dengan variabel criterion atau predictor atau keduanya dan merefer pada moderator quasi. Moderator cell 4 tidak berhubungan signifikan baik ke variabel criterion atau predictor dan murni moderator (Sharma et al.,1981).

D. Hypothesis

- Teori kontingensi mengemukakan kunci strategis yang sangat tergantung dengan kondisi environment.

- Hyphotesisnya adalah:

Environment moderate the strength but not the form of relationship between strategy variables and performance.

- Hipothesis ini menyatakan bahwa kondisi interaksi dari environment dan variabel strategi tidak signifikan secara statistik. Namun demikian, kekuatan dari hubungan antara variabel strategi dan kinerja akan melewati environment sub group (contoh figure 1 – pernyataan hypothesis bahwa environment adalah homologizer).

E. Metode

1. Analisis

- Prosedur analisis untuk mengidentifikasi variabel-variabel moderator (Arnord, 1982; sharma, 1981) dimana environment diidentifikasi sebagai variabel moderator, variabel strategi sebagai variabel predictor dan ROI variabel criterion.

- Prosedurnya adalah sebagai berikut:

a. Step 1: menggunakan analisis regresi moderasi yang merupakan interaksi determinan antara hipotesis variabel moderator dan predictor. Apabila signifikan dilanjutkan ke step 2, apabila tidak ke step 3.

b. Step 2: Apabila variabel moderator signifikan dengan variabel criterion maka variabel adalah quasi moderator (cell 3). Apabila tidak, variabel adalah pure moderator (cell 4). Variabel moderator diantara kasus ini mempengaruhi bentuk hubungan antara predictor dan criterion.

c. Step 3: Determinan apabila variabel moderator adalah signifikan berhubungan dengan variabel predictor. Apabila demikian maka adalah exogeneous, predictor, intervening, antecedent, atau variabel suppressor (cell 1). Apabila hypothesis moderator adalah tidak berhubungan ke keduanya (variabel predictor atau criterion) maka dilanjutkan ke step 4.

d. Step 4: Pengembangan subgroup didasarkan pada variabel moderator hipotesis. Uji signifikansi dari predictive validitas melalui subgroup. Apabila diketemukan signifikan, maka variabel adalah homologizer operating melalui kondisi error (cell 2). Apabila perbedaan signifikan tidak diketemukan maka variabel bukan moderator.

2. Data

- Data untuk variabel environment, strategi dan kinerja diidentifikasi dari 1.638 unit bisnis di PIMS data base dari tahun 1978 – 1981.

- Dilakukan uji kualitas dan reliabilitas terhadap data base tersebut.

3. Variabel-variabel

- Pengukuran environment dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 8 kategori yang merepresentasikan environment unit bisnis setiap unit bisnis diklasifikasikan kedalam 1/8 kategori mengikuti 17 komponen environment yang merepresentasikan karakteristik struktur pasar (lihat appendix).

- Kategori 8 environment adalah:

Emerging Global exporting

Fragmented Stable

Fragmented with auxiliary services Mature

Global importing Decline

- Data dianalisis dengan tiga cara mengikuti prosedur identifikasi variabel moderator dimana masing-masing individu komponen environment dianalisis terpisah, komponen grup environment dianalisis dengan berbagai kombinasi variasi dan terakhir 8 kategori environment dianalisis bersamaan. Hasilnya sama untuk ketiga analisis.

- Tabel 1 mengemukakan variabel strategi yang dipilih dalam penelitian dan dimensi strateginya.


F. Hasil

- Hasil ditampilkan dalam table 2 dimana interaksinya adalah tidak signifikan, namun kategori environment berhubungan signifikan dengan variabel strategi (predictor) atau ROI (criterion) atau keduanya.


- Keduanya yaitu analisis korelasi dan analisis regresi dipakai sebagai determinan apabila kategori environment berhubungan signifikan dengan ROI.

- Pada tabel III variabel strategi signifikan dengan 8 variabel sub environment. Hasil tersebut mengemukakan bahwa variabel strategi berhubungan signifikan dengan ROI melalui sub environment. Hal ini merupakan efek moderasi primer dari environment dalam hubungan antara strategi dan kinerja.


- Hasilnya disini mendukung hyphotesis bahwa environment mengubah secara kuat tetapi tidak dalam bentuk hubungan antara variabel strategi dan kinerja. Spesifikasinya, environment acts adalah homogen memodifikasi kekuatan dari efek subset variabel strategi diantara particular sub environment. Subset dari variabel strategi berhubungan signifikan dengan ROI melalui sub environment, namun demikian validitas predictive yang lengkap tidak dapat ditunjukkan melalui perbedaan statistic yang signifikan.

G. Diskusi

- Environment merupakan variabel kontingensi dalam formulasi strategi.

- Untuk riset mendatang diperlukan kajian hubungan antara strategi dan kinerja.

- Fragmentasi sub environment menyebabkan situasi yang kontras dengan mature sub environment.

- Manager mengembangkan strategi untuk mengadaptasi perubahan kondisi environment atau mempengaruhi secara proaktif environment.

- Environment berpengaruh secara signifikan ke ROI. Manager harus fokus dalam mengidentifikasi variabel yang signifikan yang berhubungan dengan kinerja dalam environmentnya dan segera menyesuaikan strateginya.

- Perubahan situasi environment mensyaratkan perubahan relatif dalam emphas strategi daripada mengubah strateginya.

H. Kesimpulan

- Strategic management merupakan concern dalam usaha bisnis saat ini dan terdiri dari hubungan antara environment, strategi dan kinerja.

- Environment merupakan efek moderasi dalam hubungan strategi dan kinerja, karena variabel-variabel strategi berhubungan signifikan dengan kinerja melalui sub environment.

- Teori kontingensi memfokuskan pada identifikasi sub environment dan pengujian kinerja strategi dalam hubungannya dengan sub environment.

- Environment sangat kritis karena berisi evaluasi terhadap pentingnya hubungan antara strategi dan kinerja.

1 komentar:

  1. pak, saya boleh minta pdfnya tidak pak. kebetulan saya sedang membuat skripsi tentang variabel moderator. saya nita dari fmipa ui. terima kasih.

    BalasHapus