Senin, 24 Mei 2010

A Strategic Contingencies Theory of Intra Organizational Power

A Strategic Contingencies Theory of Intra Organizational Power

by:

Dj. Hickson, CR. Hinings,

CA. Lee, RE. Schneck, JM. Penning




Direview Oleh:

Ruddy Tri Santoso

NIM: T4209012

Program Doktor Ilmu Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

2010

A. Pendahuluan

· Disain riset memperlakukan ‘power’ sebagai variabel independen, dalam program komunitas dalam alokasi sumber daya dan voting behaviour dan didalam grup kecil untuk menjelaskan pengambilan keputusan dan diorganisasi pekerjaan untuk menjelaskan moral.

· Paper ini menjelaskan teori tentang power sebagai variabel dependent dengan pengembangan uji empiris melalui hipotesis yang menjelaskan perbedaan power diantara sub unit di organisasi yang kompleks.

· Studi sebelumnya tentang power fokus dalam individual untuk membentuk sub unit atau departemental power.

· Menurut Emerson (1962) power adalah property dari relationship social dalam organisasi formal.

· Kebanyakan riset berorientasi pada vertical superior subordinate relationship sebagai multitude dalam studi leadership.

· Dalam organisasi dengan interdepartmental system, divisi pekerja menjadi sumber ultimate dalam intraorganizational power.

· Variabel power dijelaskan elemen-elemen tanggung jawab, fungsi dan link aktivitas sub unitnya.

· Power merupakan dependent variables dan subyek analisis dengan penjelasan multivariate.

B. Elements of A Theory

· Organisasi sebagai interdepartmental system dengan tanggung jawab elemen major yang tidak pasti. Tanggung jawab terbagai dalam sub system, divisi pekerja membuat interdependensi diantara mereka.

· Thompson (1907) imbalance dari reciprocal interdependence diantara bagian-bagian memberikan hubungan power lebih besar.

· Esensi organisasi terbatas dari otonomi dari anggota-anggotanya yang berbeda grupnya untuk hidup bersama; fakta masing-masing grup tergantung pada eksistensi grupnya dengan menggunakan power yang berbeda-beda dalam fungsinya didalam sistem.

· Ketergantungan intraorganisasi dapat digabungkan dengan dua variabel konstribusi yaitu:

a. Pengaruh ketidakpastian sub unit ke sub unit lainnya dan

b. Pengembangan aktivitas sub unit yang dapat di subtitusi

· Kedua hal tersebut berhubungan dengan power, sedangkan variabel ketiga yaitu sentralitas snerefer pada pengaruh variasi aktivitas minimum dari sub unit yang berhubungan dengan sub unit lainnya.

· Sebelum ketiga variabel tersebut dikombinasikan dalam teori power, marilah dikaji tentang definisi power dalam konteks tersebut.

1. Power

ü Hinings, et al (1967: 62) membandingkan power kepada konsep birokrasi/alienation/social class yang sulit untuk dimengerti karena merupakan konsep skala besar unitary.

ü Cartwright (1965) dua konsep power adalah

1. Power as coercion, dan

2. Power as determination of behavior

ü Konsep power menurut Dahl’s, et al (1957) didefinisikan sebagai determinan dari behavior dari unit sosial ke lainnya.

ü Authority dapat lebih atau kurang dari power. Discrepancy antara authority dan power merefleksikan time lag.

ü Kaplan (1964) mendeskripsikan tiga dimensi dari power, yaitu:

1. Determinan behavior

2. Determinan domain and scope

3. Determinan Recognized

ü Untuk mengelola kesuksesan/coping perlu dilakukan eksaminasi terhadap Uncertainty, Substitutability dan Centrality.

2. Uncertainty and Coping with Uncertainty

ü Uncertainty didefinisikan sebagai kesenjangan informasi tentang kejadian yang akan datang, dimana alternatif dan outcome-nya tidak bisa diprediksi.

ü Crozier (1964:164) mengemukakan bahwa power berhubungan dengan uncertainty tergantung kehidupan organisasi; hal yang sama yang dikemukakan oleh March dan Simon (1958).

ü Perrow (1961) mendiskusikan pergeseran dominasi dari perbedaan ketidakpastian sumber daya dan rutinitas keahlian.

ü Crozier (1964) menyatakan model strategis organisasi sebagai sistem dimana grup berusaha survive demi power.





ü Tabel 1 menunjukkan kecepatan dan spesifikasi feedback dengan variabel-variabel yang disarankan.

ü Time span merupakan definitive feedback dari lingkungan dan merupakan secondary indicator dari ketidakpastian.

ü Hubungan antara coping dengan uncertainty power dapat dikemukakan pada hipotesis sebagai berikut:

- Hipothesis 1: Banyak sub unit copes dengan uncertainty, lebih besar powernya di organisasi.

ü Hipothesis tersebut mengabaikan efek dari centrality dan substitutability.

1. Substitutability

ü Didalam teori ekonomi pengaruh kompetisi dapat dikembangkan dari organisasi-organisasi lain dengan penerapan power organisasi ke organisasi lain dan nasabah adalah fungsi dari jumlah kompetisi yang ada.

ü Emerson’s (1962) skema ketergantungan power di hubungan social dan persyaratan kedua atau determinan di Blau’s model dari hubungan power (1954).

ü Konsep tentang organizational power menurut Mechanic’s (1962:358) adalah faktor-faktor lain yang relatif konstan, manusia yang susah digantikan akan mempunyai power daripada yang mudah digantikan.

ü Dubin (1963:21) mengemukakan didalam level penting fungsional di organisasi, power didalam fungsinya merupakan jumlah dari fungsionaris kapabilitas organisasi dari kinerja fungsi.

ü Lipset, et al. (1956) menyarankan bahwa oligarchy bisa jadi merupakan trade union karena monopoly official dari politik dan keahlian negosiasi.

ü Konsep tersebut merupakan kondisi substitutability dimana didefinisikan sebagai ability organisasi untuk peningkatan kinerja alternatif dari aktivitas sub unit.

ü Dari uraian di atas prediksi hipotesis power dari sub unit adalah sebagai berikut:

- Hypothesis 2: keadaan rendah dari substitability dari aktivitas sub unit, membuat power lebih besar di organisasi.

ü Dengan demikian sebagai contoh departemen pembelian akan dapat dikurangi power-nya dengan meng-hire agen-agen material, demikian juga departemen-departemen lainnya.

2. Centrality

ü Centrality sub unit adalah pengaruh aktivitas link didalam sistem, dari definisi ini tidak ada sub unit dari organisasi mempunyai skor nol.

ü Idea aktivitas sub unit adalah central apabila mereka berhubungan dengan banyak kegiatan lain dan aktivitas sub unit adalah central apabila mereka adalah esensi didalam substansi primer workflow dari organisasi.

ü Dari uraian tersebut hipothesis yang diajukan adalah:

- Hypothesis 3a: Pervasiveness workflow sub unit yang lebih tinggi, lebih besar powernya di organisasi.

- Hypothesis 3b: Immediacy workflow sub unit yang lebih tinggi, lebih besar power-nya di organisasi.

A. Control of Contingencies

· Hipothesis yang berhubungan dengan power untuk struggle/survival dengan uncertainty, substitutability dan sub variabel centrality merupakan simple single variable form.

· Untuk menjelaskan hubungan interrelationship, konsep dan control of contingencies perlu di introduce; karena merepresentasikan ketergantungan organisasi; sub unit control contingencies untuk aktivitas lain dan menarik power dari tergantungnya.

· Hyphotesis 4: Contingencies dikontrol oleh sub unit, lebih besar power di organisasi.

· Contingency dipersyaratkan aktivitas satu unit dimana berdampak pada aktivitas sub unit lainnya yang membuat contingency strategic berhubungan dengan power dan dapat dijelaskan oleh hypothesis.

· Variabel independen masing-masing tidak dalam kondisi cukup untuk mengontrol strategic contingencies tetapi secara bersama-sama merupakan determinan variasi didalam ketergantungan antar unit.

· Gambar 1 merupakan teori contingencies strategic dari power.



· Didalam kondisi teori exchange yang dikembangkan oleh Blau (1964), sub unit dapat dilihat sebagai exchanging control dari strategic contingencies satu ke lainnya dibawah aturan normatif dari encompassing social system dan mengambil alih power didalam sistem sampai kepada exchange-nya. Tanggung jawab riset adalah kombinasi dari nilai-nilai variabel independent didalam hypothesis 1-3 sehingga membolehkan hypothesis 4 di hold.

· Karena ketiga faktor utama tersebut adalah hypothesis dimana harus dirubah apabila power juga berubah, tidak diasumsikan bahwa semua sub unit akan bereaksi dengan teori untuk meningkatkan power-nya.

1. Routinization

ü Crozier (1964) rutinitas tanggung jawab akan menghilangkan power. Proses rasionalisasi akan memberikan power tetapi pada akhirnya hasil rasionalisasi mengurangi power. Ketika semua sudah dapat dicover dengan baik, inovasi akan diterjemahkan kedalam aturan-aturan dan program-program, power keahlian akan dijauhi.

ü Rutinitas dapat menyebabkan preventif terhadap uncertainty dan mengabsorp uncertainty. Tindakan preventif terhadap rutinitas mengurangi uncertainty.

ü Terdapat hubungan/link antara rutinitas yaitu yang preventif dan mengurangi uncertainty.

A. Studies of Sub unit Power

1. Testing of Hypotheses on Earlier Work

ü Penggunaan teori strategi kontingensi harus diuji ke pekerjaan-pekerjaan di masyarakat tetapi sulit untuk melakukan secara keseluruhan karena kebanyakan studi hanya menekan pada satu kemungkinan, misal: Crozier (1964) dan Thompson (1967) menekankan pada uncertainty; Dubin (1963) menekankan pada eksklusivitas fungsi dan woodward (1965) berbicara masalah critical function.

ü Kesulitan juga bisa disebabkan oleh ketimpangan data. Efek centrality merupakan yang tidak disubtitusikan

ü Singkatnya hanya sensitive balancing dari ketiga faktor dapat menjelaskan kontingensi aliran strategik power (Rozier’s (1964)).

ü Crozier (1964) studi tentang power distribution dalam teori kontingensi strategi yang efisien, atau rasional atau fungsional untuk organisasi.

ü Disisi lain Goldner’s (1970) mendeskripsikan kekuatan hubungan sub unit dalam industri yang sama-sama mendukung teori strategik kontingensi dalam uncertainty, centrality dan substitusi mempunyai dampak yang dapat diprediksi.

ü Hubungan industrial sub unit dieksploitasi uncertainty dari supply dan biaya personil yang rawan terhadap strikes dan kenaikan gaji (Goldner, 1960:104); ‘menggunakan union sebagai ancaman eksternal’.

ü Sales sangat dipengaruhi oleh environment (March dan Simon, 1958) dan produksi yang dapat disubtitusi atau tidak central.

ü White (1961) dan Landsberger (1961) menyarankan power shifts dalam periode waktu untuk mengikuti lokus dari uncertainty

2. Other Variables Affecting Power

ü Kualitas hubungan interdepartmental seperti kompetisi vs kolaborasi (Dutton dan Walton, 1966) perlu diteliti lebih lanjut sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi power.

ü Perbedaan individual seperti: intelligent, skills, umur, sex, atau faktor-faktor personal (seperti dominasi, assertiveness dan risk taking) merupakan variabel-variabel yang berdampak kepada power juga.


B. Kesimpulan

· Konsep organisasi perusahaan sebagai sistem interdepartmental menghantarkan teori kontingensi strategik untuk menjelaskan perbedaan kekuatan sub unit oleh ketergantungan dalam kontingensi dari berbagai variasi kombinasi tujuan dengan uncertainty, substitutability dan centrality, yang harus ditekankan dalam teori bukan sebagai kondisi statis.

· Sebagai tujuan, output, teknologi dan pasar dari organisasi yang berubah, masing-masing sub unit value dari variabel independennya berubah dan mengikuti perubahan power.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar